Jakarta,detiksatu.com || Sejak rezim Orba lengser, berbagai BUMN menjadi sarang maling berjamaah. Kawanan tikus berdasi pesta pora di lorong gelap bernegara. Jamuan rakus itu, kini berganti nama BPI Danantara.
Aneka BUMN papan atas diberi bumbu wow dan menggiurkan: Super holding berasetkan lebih dari 14 ribu triliun rupiah. Tak beda dengan akal-akalan saat proyek IKN dipromosikan.
Ketika itu, pembohong ulung Jokowi berulang kali menegaskan proyek IKN tidak akan bebani APBN. Faktanya, pelan-pelan uang rakyat diotak-atik dan dikuras. Walhasil, APBN jebol.
Begitu pula Danantara, Presiden Prabowo, SBY dan sejumlah pejabat negara digiring oleh Jokowi dan komplotannya. Tampil jadi sales BUMN demi investasi dan janji manis kemandirian.
Bahkan Prabowo jauh lebih gelap mata. Melalui kampanye penghematan, 300 triliun uang rakyat mengalir ke Danantara. Aliran fulus APBN dan BUMN bercampuk aduk.
Ihwal promosi Danantara tersebut, muncul disaat ribuan pelajar Papua berdemo. Menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG). Gerakan protes yang semakin membesar dan menuai simpatik.
Wajar, pelajar di sana mulai sadar, kekayaan Papua ratusan ribu triliun. Jauh lebih besar dari angka 14 ribu triliun Danantara. Tapi terkesan rakyat Papua seolah dihargai sebatas kebutuhan perut.
Bukan hanya Papua, hampir di seluruh daerah yang kaya potensi alam, makin termarginal. Hutan, laut, aneka tambang, minyak, gas, dan sebagainya dirampok. Jumlahnya ratusan ribu triliun.
Rakyat di daerah terposisi jadi penonton. Atas nama aturan dan kuasa, para pejabat dan oligarki bebas menggarong. Alam rusak parah, utang luar negeri menumpuk dan rakyat dimiskinkan.
Aset BUMN tak ada nilainya dengan kekayaan Timor Leste. Negara kecil tapi sangat bermartabat, berdaulat dan mandiri. Di sini, kekayaan dikuasi segelintir elite, oligarki dengan menipu rakyat.
Prabowo adalah Jokowi…! #IndonesiaGelap