Ia juga mengatakan,Perjalanan 27 tahun reformasi menuju kegagalan total. Diperlukan pemutahiran gagasan dan tindakan luar biasa untuk memenangkan rasa keadilan bersama.
Mengingat, upaya mengkonsolidasi seluruh potensi yang tersedia dalam saluran demokrasi telah berubah menjadi saling ngotot, adu kuat dan mengarah pada situasi destruktif.
Kemajemukan dan keragaman berbangsa yang mesti menjadi kekuatan dan keunggulan nasional, justru makin tercerai-berai. Walhasil, arah dan tujuan bernegara semakin kabur, bahkan gelap.
Rakyat dan negara diposisikan melemah dan kalah menghadapi hegemoni oligarki, wabah kejahatan korupsi dan segala ketidakadilan.
Semoga masih ada anak bangsa yang konsisten mengambil jalur tengah. Bangkit dan berjuang secara tulus menyatukan kesadaran kolektif secara cerdas dan bijak dalam memperjuangkan solusi yang terbaik.
Arogansi kekuasaan harus dihentikan, sebaliknya segala bentuk anarkisme mesti dihindari. Masih ada ruang untuk saling berangkulan dan bergerak tanpa terperangkap kebodohan dan amarah membabi-buta.
Kita harus bergandeng tangan, membuang ego dan segala tindakan kebodohan. Bangkitlah menjadi kaum cerdas yang bergerak merangkul. Masih ada waktu untuk berjuang, jangan ragu dan takut untuk mempersembahkan yang terbaik bagi republik.!!!
Tim redaksi
