Bandung,detiksatu.com || artikel ini "Cinta Anak Adam", karena memang seluruh umat manusia bersumber dari satu buyut yaitu Nabi Adam as. dan dari Nabi Adam terciptalah seorang Wanita yang unik yaitu Siti Hawa Razdiyallahu anha.
Dari ke dua jenis manusia di atas terlahirlah berbagai jenis dan fisik manusia sampai sekarang. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Dalam ayat di atas terdiri laki-laki dan perempuan dan suku-suku, berbangsa-bangsa untuk saling kenal mengenal atas dasar cinta.
Maka dari itu, sebaiknya dalam diri setiap jiwa manusia timbul ada rasa cinta antar sesama anak cucu Adam dan Hawa, karena perasaan cinta adalah mutlak di berikan oleh Allah Swt. kepada semua manusia.
Karena adanya sepercik rasa cinta dalam hati manusia yang merupakan sifat cinta bagian dari sifat ke Tuhanan yang bersemayam dalam lubuk hati yang paling dalam sebagaimana sabda Nabi Saw:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى الأَرْضِ يَرْحَمكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
"Orang-orang yang penyayang (ramah, sopan, santun, dan penuh kasih) akan disayang oleh Allah (Ar-Rahman). Maka sayangilah penduduk bumi, niscaya (Allah) yang di atas langit pun akan menyayangi (bersikap ramah, sopan, santun, dan penuh kasih) kalian,”
(HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ahmad).
Oleh karena itu, sepantasnya manusia saling mencintai karena Allah, supaya ada nilai ibadah di sisi Allah Swt.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Saw, bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
Bila semua berlandaskan iman dan cinta karena Allah, maka hidup ini terasa indah dalam menjalankan roda kehidupan.
Namun demikian, ada larangan mencitai orang lain secara berlebihan tertuang dalam sebuah
hadits Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw, bersabda :
اَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هُوّنَامَا، عَسَى أَنْ يَّكُوْنَ بَغِيْضَكَ يَوْمًامَا وَاَبْغَضَ بَغِيْضَكَ هُوْنًا مَا، عَسَى اَنْ يَّكُوْنَ حَبِيْبَكَ يَوْمًامَا
“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” (HR. At-Tirmidzi no.1997 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 178).
Hadits di atas tentang larangan mencintai dan membenci secara berlebihan karena tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi di hari esok kecuali Allah, hal ini juga dikuatkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 216, Allah berfirman:
وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ
"Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Jangan gantungkan hati pada seseorang sehingga kau rela memberikan segalanya termasuk harga dirimu hanya demi cinta kepada manusia. Cinta yang setia dan tidak pernah meninggalkan kita hanyalah cinta milik sang pencipta semesta, cinta Allah swt.
ﺇِﻥَّ ﻗُﻠُﻮﺏَ ﺑَﻨِﻲ ﺁﺩَﻡَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺇِﺻْﺒَﻌَﻴْﻦِ ﻣِﻦْ ﺃﺻﺎﺑﻊ اﻟﺮﺣﻤﻦ، ﻛَﻘَﻠْﺐٍ ﻭَاﺣِﺪٍ، ﻳُﺼَﺮِّﻓُﻪُ ﺣَﻴْﺚُ ﻳَﺸَﺎءُ
Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh semua hati manusia berada dalam kekuasaan Allah yang Mahapengasih, seperti satu hati. Dia menggerakkan hati sesuai kehendak-Nya.“
ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: «اﻟﻠﻬُﻢَّ ﻣُﺼَﺮِّﻑَ اﻟْﻘُﻠُﻮﺏِ ﺻَﺮِّﻑْ ﻗُﻠُﻮﺑَﻨَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﺎﻋَﺘِﻚَ
Kemudian Rasulullah SAW berdoa: “Ya Allah yang maha menggerakkan hati. Gerakkan hati kami untuk beribadah kepada-Mu.” (HR Muslim)
Sebab tujuan Allah Swt. menciptakan Nabi Adam as. dan pada umumnya manusia dan jin adalah untuk beribadah mencari Rizdho Allah Swt.
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Az-Zariyat Aya 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
Dengan demikian, jika mencitai dan mengasihi karena cinta Allah dan Nabi Muhammad Saw. Maka seorang muslim akan mendapatkan manisnya iman sebagaiana ia benci jika ia di lemparkan ke dalam api neraka.
Sebagaimana hadits riwayat Tirmidzi di sebutkan bahwa, Nabi Saw. bersabda:
المرء مع من أحبّ وأنت مع من أحببت.
"Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkan akan bersama orang yang engkau cintai".
Oleh: Hasan Abdul Rahman Asso